Tahun 2013 (Ekonomi
China Tumbuh 7,7%)
Meski
dengan susah payah, ekonomi China tahun laku tumbuh 7,7%. Angka ini nyaris
mendekati pertumbuhan tahunan terendah tahun 1999 sebesar 7,6. Laju pertumbuhan
ekonomi China sepanjang 2013 stagnan dibandingkan 2012 yang juga 7,7%. Produk
domestic bruto (PDB) China sepanjang kuartal keempat tahun lalu di angka 7,7%.
Angka ini menurun ketimbang kuartal ketiga pada posisi 7,8%. “Ekonomi China
masih tumbuh baik di tengah fase penyesuaian,” kata Brian Jackson, Kepala
Ekonom china di HIS Global Insight. Survei Bloomberg memprediksi, Tiongkok akan
mencatat pertumbuhan ekonomi terendah dalam 25 tahun terakhir pada tahun ini.
Prediksi ini mempertimbangkan ekspansi infrastruktur dan manufaktur yang
moderat. “kata Dariusz Kowalczyk, Ekonom Senior dan Strategis Credit Agricole
Hong Kong. Survei Bloomberg memprediksi, pertumbuhan ekonomi China tahun ini
hanya mencapai 7,4%, terendah sejak 1990 Bank Dunia memprediksi, pertumbuhan
ekonomi China tahun ini tidak berubah dari tahun lalu di angka 7,7%. Namun,
Deutsche Bank memasang prediksi pertumbuhan ekonomi China tahun ini diangka
8,6. RBS jua mematok target optimistis pada 8,2%. “Kami memprediksi, China akan
diuntungkan oleh membaiknya ekonomi global tahun ini,” kata Louis Kuijs, Ekonom
RBS di Hong Kong. Ma Jiantang, Kepala Biro Statistik Nasional China mengatakan,
pertumbuhan ekonomi tahun ini akan stabil. Dia menambahkan, kontribusi industri
tertier yang termasuk sektor jasa, akan melampaui kontribusi industri sekunder
seperti manufaktur. Pemerintah China belum mengumumkan target pertumbuhan 2014.
Tetapi, banyak analis mengatakan, hasil reformasi ekonomi belum tampak dalam
waktu dekat. Sumber Reuters di Pemerintah China mengatakan, kemungkinan
pemerintah akan tetap mematok target pertumbuhan 7,5%.
Tahun 2014 (Terendah dalam 24 Tahun Terakhir )
Laju pertumbuhan ekonomi China pada 2014 kemarin paling lambat dalam
24 tahun terakhir. Data resmi yang dikeluarkan oleh pemerintahan China,
pertumbuhan ekonomi negara tersebut berada di bawah estimasi untuk pertama
kalinya sejak 1998.
Produk Domestik Bruto (PDB) China pada 2014 kemarin sebesar 7,4 persen, lebih rendah jika dibanding dengan setahun sebelumnya yang tercatat 7,7 persen. Pemerintah China sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,5 persen.
Pertumbuhan ekonomi negara terbesar kedua di dunia tersebut tidak pernah berada di bawah 7,6 persen sejak 1990. sebelumnya, negara Tirai Bambu tersebut memang pernah mencetak pertumbuhan ekonomi 3,8 persen. Namun hal tersebut terjadi ketika negara tersebut terdapat pergolakan berupa pembantaian Tiannanmen Square.
PDB China untuk kuartal keempat berada di level 7,3 persen, mengalahkan perkiraan para analis yang memasang target di level 7,2 persen. Data lain juga menunjukkan,penjualan ritel untuk Desember naik 11,9 persen jika dibanding dengan tahun lalu. Sementara, hasil industi atau output industri naik 7,9 persen dibanding dengan tahun lalu.
Untuk pertumbuhan investasi real estate China melambat menjadi 10,5 persen. Sedangkan pendapatan dari penjualan properti turun 6,3 persen.
Produk Domestik Bruto (PDB) China pada 2014 kemarin sebesar 7,4 persen, lebih rendah jika dibanding dengan setahun sebelumnya yang tercatat 7,7 persen. Pemerintah China sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,5 persen.
Pertumbuhan ekonomi negara terbesar kedua di dunia tersebut tidak pernah berada di bawah 7,6 persen sejak 1990. sebelumnya, negara Tirai Bambu tersebut memang pernah mencetak pertumbuhan ekonomi 3,8 persen. Namun hal tersebut terjadi ketika negara tersebut terdapat pergolakan berupa pembantaian Tiannanmen Square.
PDB China untuk kuartal keempat berada di level 7,3 persen, mengalahkan perkiraan para analis yang memasang target di level 7,2 persen. Data lain juga menunjukkan,penjualan ritel untuk Desember naik 11,9 persen jika dibanding dengan tahun lalu. Sementara, hasil industi atau output industri naik 7,9 persen dibanding dengan tahun lalu.
Untuk pertumbuhan investasi real estate China melambat menjadi 10,5 persen. Sedangkan pendapatan dari penjualan properti turun 6,3 persen.
Tahun
2015 (Kuartal IV/2015 Stabil)
Data ekonomi China untuk
Desember menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi atau produk
domestik bruto (PDB) stabil pada angka 6,9% pada kuartal keempat 2015. Namun,
angka ini terlalu dini untuk mengatakan ekonomi China telah dipercaya keluar.
"Perekonomian stabil karena kebijakan dukungan pertumbuhan baru dan pertumbuhan penjualan properti," kata Wang Tao,
Kepala ekonom di Bank of Communications Lian Ping mengatakan, hampir semua data aktivitas dapat meningkatkan pada Desember, kecuali penurunan impor dan mengurangi produksi industri. "Namun, itu masih terlalu dini untuk mengatakan ekonomi China telah dipercaya keluar," kata Lian.
Dia memperkirakan produksi industri bisa tumbuh 6% dari bulan lalu tahun sebelumnya tapi sedikit berkurang dari November yang sebesar 6,2%, yang merupakan terkuat sejak Juni.
Pertumbuhan penjualan ritel mungkin stabil pada angka 11,2% di tengah belanja apung pada akhir tahun. Investasi tetap aset dapat menambahkan 10,3% tahun lalu, naik 0,1 poin secara persentase dari keuntungan dalam 11 bulan pertama.
Namun, ekspor ditetapkan untuk menumpahkan 5,5% dari tahun ke tahun pada Desember, meningkat dari bulan sebelumnya. Impor bisa jatuh 10%, memburuk dari penurunan 8,7% pada November.
"Kebijakan akomodatif intensif harus didukung momentum pertumbuhan ekonomi jangka pendek, menstabilkan pertumbuhan kuartal keempat dari tahun lalu sebesar 6,9%," kata Wang.
Ekonomi China tumbuh 6,9% dari tahun sebelumnya pada kuartal ketiga 2015, tingkat pertumbuhan yang sama seperti pada tiga kuartal pertama. Itu laju paling lambat sejak setelah krisis keuangan global 2009.
Ekonom di Australia & Selandia Baru Banking Group Ltd Liu Ligang mengatakan, China masih perlu kebijakan memudahkan lebih lanjut untuk mempertahankan pertumbuhan.
"Dengan momentum pertumbuhan lembut dan tekanan deflasi tumbuh, kami berharap pemerintah lebih melonggarkan kebijakan moneter dan terus menerapkan kebijakan fiskal ekspansif," kata Liu.
Tampaknya ada lebih banyak ruang untuk kebijakan yang mendukung sebagai Indeks Harga Konsumen kemungkinan akan meningkat 1,5% pada Desember, sama seperti November.
"Perekonomian stabil karena kebijakan dukungan pertumbuhan baru dan pertumbuhan penjualan properti," kata Wang Tao,
Kepala ekonom di Bank of Communications Lian Ping mengatakan, hampir semua data aktivitas dapat meningkatkan pada Desember, kecuali penurunan impor dan mengurangi produksi industri. "Namun, itu masih terlalu dini untuk mengatakan ekonomi China telah dipercaya keluar," kata Lian.
Dia memperkirakan produksi industri bisa tumbuh 6% dari bulan lalu tahun sebelumnya tapi sedikit berkurang dari November yang sebesar 6,2%, yang merupakan terkuat sejak Juni.
Pertumbuhan penjualan ritel mungkin stabil pada angka 11,2% di tengah belanja apung pada akhir tahun. Investasi tetap aset dapat menambahkan 10,3% tahun lalu, naik 0,1 poin secara persentase dari keuntungan dalam 11 bulan pertama.
Namun, ekspor ditetapkan untuk menumpahkan 5,5% dari tahun ke tahun pada Desember, meningkat dari bulan sebelumnya. Impor bisa jatuh 10%, memburuk dari penurunan 8,7% pada November.
"Kebijakan akomodatif intensif harus didukung momentum pertumbuhan ekonomi jangka pendek, menstabilkan pertumbuhan kuartal keempat dari tahun lalu sebesar 6,9%," kata Wang.
Ekonomi China tumbuh 6,9% dari tahun sebelumnya pada kuartal ketiga 2015, tingkat pertumbuhan yang sama seperti pada tiga kuartal pertama. Itu laju paling lambat sejak setelah krisis keuangan global 2009.
Ekonom di Australia & Selandia Baru Banking Group Ltd Liu Ligang mengatakan, China masih perlu kebijakan memudahkan lebih lanjut untuk mempertahankan pertumbuhan.
"Dengan momentum pertumbuhan lembut dan tekanan deflasi tumbuh, kami berharap pemerintah lebih melonggarkan kebijakan moneter dan terus menerapkan kebijakan fiskal ekspansif," kata Liu.
Tampaknya ada lebih banyak ruang untuk kebijakan yang mendukung sebagai Indeks Harga Konsumen kemungkinan akan meningkat 1,5% pada Desember, sama seperti November.
Tahun 2016 (PDB
Kuartal II/2016 Naik 6,7%)
Pertumbuhan ekonomi China
berada pada posisi yang stabil sejalan dengan baiknya performa belanja pinjaman
dan konsumen di akhir kuartal kedua. Hal ini menunjukkan langkah negara dengan
perekonomian kedua terbesar di dunia tersebut untuk meningkatkan dukungan
kebijakan moneter dan fiskalnya.
Seperti dilansir Bloomberg
hari ini (Jumat, 15/7/2016), produk domestik bruto (PDB) China naik 6,7% pada
kuartal kedua dibandingkan setahun sebelumnya.
Angka tersebut mendekati
prediksi sebesar 6,6% oleh sejumlah ekonom dalam survey Bloomberg serta target
pertumbuhan pemerintah di angka minimal 6,5% untuk setahun penuh.
Lonjakan pada laju kredit
dan pemulihan pada sektor perumahan tahun ini telah menopang pertumbuhan meski
pada saat yang sama terdapat pertanyaan akan keberlanjutan ekspansi.
Di sisi lain, para
pembuat kebijakan di China telah mempertahankan tingkat suku bunga acuannya
yang rendah seiring upaya mereka untuk menyeimbangkan sasaran pertumbuhan
dengan upaya untuk membatasi risiko hutang serta mengurangi kapasitas berlebih.
Produksi industri
menanjak 6,2% pada Juni dibanding setahun sebelumnya, setelah mencapai 6% pada
Mei serta melampaui estimasi ekonom dengan 5,9%.
Sementara itu, penjualan
retail menguat 10,6% di atas estimasi rata-rata sebesar 9,9% dan investasi aset
tetap melambat menjadi 9% sepanjang Januari-Juni 2016 dibandingkan ekspektasi
ekonom sebesar 9,4%.
"Penurunan pada
investasi aset tetap, terutama di pasar properti, serta dampak banjir pada
ekonomi, akan menantang pertumbuhan di kuartal ketiga,” ujar Zhao Yang, Kepala
Ekonom China Nomura Holdings Inc
Tahun 2017 (PDB
Tumbuh 6,9% di Kuartal Pertama 2017)
Ekonomi China tumbuh
sedikit lebih tinggi dari perkiraan di kuartal pertama 2017, didorong oleh
belanja infrastruktur pemerintah dan peningkatan pasar perumahan.
Berdasarkan data badan
statistik nasional China yang dirilis hari ini, produk domestik bruto (PDB)
pada kuartal pertama tahun ini tumbuh 6,9% dibanding periode yang sama tahun
lalu
Angka ini sedikit lebih
tinggi dari prediksi analis yang disurvei Bloomberg yang memperkirakan
pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8%.
Pertumbuhan kuartal
pertama tahun ini merupakan yang tercepat sejak kuartal ketiga 2015, dengan
data di bulan Maret menunjukkan investasi, penjualan ritel, output pabrik
dan ekspor tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan.
"Untuk pertama kalinya
dalam beberapa tahun terakhir, China memulai tahun ini dengan headline PDB yang
kuat," kata Raymond Yeung, kepala ekonom China di Australia & New
Zealand Banking Group Ltd., seperti dikutip Bloomberg.
Pembuat kebijakan China
telah beralih ke posisi moneter yang lebih netral karena mereka berusaha
mengurangi risiko finansial dan mengurangi kelebihan kapasitas industri.
"Pertumbuhan kuartal
pertama terutama didorong oleh refleksi dan penjualan properti dan investasi
yang sangat kuat," kata Larry Hu, kepala ekonom China di Macquarie
Securities Ltd. kepada Bloomberg.
"Data yang kuat ini
akan memberi kepercayaan lebih untuk mempertahankan sikap pengetatan,"
lanjutnya.
Meskipun ada langkah
pengetatan properti baru-baru ini, momentum investasi kemungkinan akan tetap
kuat dalam beberapa bulan mendatang di tengah peningkatan investasi di sektor
infrastruktur.
Sementara itu, pengumuman
mengenai zona ekonomi baru di Xiongan menunjukkan adanya peningkatan
pengeluaran konstruksi yang masif dan menandakan pihak berwenang cenderung
tetap bergantung pada investasi untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang.
Investasi pengembangan
properti naik 9,1% dalam tiga bulan pertama tahun ini dibanding tahun
sebelumnya, angka ini juga lebih tinggi dibandingkan kenaikan 6,9% pada kuartal
pertama tahun 2016.
Namun pengembang property
di China mungkin menganggap 2017 lebih menantang, karena beberapa otoritas di
kota besar telah memberlakukan pembatasan yang lebih ketat pada pembelian
property untuk mengekang spekulasi.
KELOMPOK
Cindyta Meidiana ( 21216629 )
Dwi Fajar Wati ( 22216182 )
Shifa Baity N ( 27216007 )
REFRENSI
Terima Kasih atas informasinya.
BalasHapusBelajar Website Developer
Klik Disini