Ads 468x60px

Rabu, 26 April 2017

PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK BRUTO DI CHINA

Tahun 2013 (Ekonomi China Tumbuh 7,7%)
Meski dengan susah payah, ekonomi China tahun laku tumbuh 7,7%. Angka ini nyaris mendekati pertumbuhan tahunan terendah tahun 1999 sebesar 7,6. Laju pertumbuhan ekonomi China sepanjang 2013 stagnan dibandingkan 2012 yang juga 7,7%. Produk domestic bruto (PDB) China sepanjang kuartal keempat tahun lalu di angka 7,7%. Angka ini menurun ketimbang kuartal ketiga pada posisi 7,8%. “Ekonomi China masih tumbuh baik di tengah fase penyesuaian,” kata Brian Jackson, Kepala Ekonom china di HIS Global Insight. Survei Bloomberg memprediksi, Tiongkok akan mencatat pertumbuhan ekonomi terendah dalam 25 tahun terakhir pada tahun ini. Prediksi ini mempertimbangkan ekspansi infrastruktur dan manufaktur yang moderat. “kata Dariusz Kowalczyk, Ekonom Senior dan Strategis Credit Agricole Hong Kong. Survei Bloomberg memprediksi, pertumbuhan ekonomi China tahun ini hanya mencapai 7,4%, terendah sejak 1990 Bank Dunia memprediksi, pertumbuhan ekonomi China tahun ini tidak berubah dari tahun lalu di angka 7,7%. Namun, Deutsche Bank memasang prediksi pertumbuhan ekonomi China tahun ini diangka 8,6. RBS jua mematok target optimistis pada 8,2%. “Kami memprediksi, China akan diuntungkan oleh membaiknya ekonomi global tahun ini,” kata Louis Kuijs, Ekonom RBS di Hong Kong. Ma Jiantang, Kepala Biro Statistik Nasional China mengatakan, pertumbuhan ekonomi tahun ini akan stabil. Dia menambahkan, kontribusi industri tertier yang termasuk sektor jasa, akan melampaui kontribusi industri sekunder seperti manufaktur. Pemerintah China belum mengumumkan target pertumbuhan 2014. Tetapi, banyak analis mengatakan, hasil reformasi ekonomi belum tampak dalam waktu dekat. Sumber Reuters di Pemerintah China mengatakan, kemungkinan pemerintah akan tetap mematok target pertumbuhan 7,5%.

Tahun 2014 (Terendah dalam 24 Tahun Terakhir )

Laju pertumbuhan ekonomi China pada 2014 kemarin paling lambat dalam 24 tahun terakhir. Data resmi yang dikeluarkan oleh pemerintahan China, pertumbuhan ekonomi negara tersebut berada di bawah estimasi untuk pertama kalinya sejak 1998.
 Produk Domestik Bruto (PDB) China pada 2014 kemarin sebesar 7,4 persen, lebih rendah jika dibanding dengan setahun sebelumnya yang tercatat 7,7 persen. Pemerintah China sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,5 persen. 
Pertumbuhan ekonomi negara terbesar kedua di dunia tersebut tidak pernah berada di bawah 7,6 persen sejak 1990. sebelumnya, negara Tirai Bambu tersebut memang pernah mencetak pertumbuhan ekonomi 3,8 persen. Namun hal tersebut terjadi ketika negara tersebut terdapat pergolakan berupa pembantaian Tiannanmen Square.
PDB China untuk kuartal keempat berada di level 7,3 persen, mengalahkan perkiraan para analis yang memasang target di level 7,2 persen. Data lain juga menunjukkan,penjualan ritel untuk Desember naik 11,9 persen jika dibanding dengan tahun lalu. Sementara, hasil industi atau output industri naik 7,9 persen dibanding dengan tahun lalu. 
Untuk pertumbuhan investasi real estate China melambat menjadi 10,5 persen. Sedangkan pendapatan dari penjualan properti turun 6,3 persen.

Tahun 2015 (Kuartal IV/2015 Stabil)

 

Data ekonomi China untuk Desember menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) stabil pada angka 6,9% pada kuartal keempat 2015. Namun, angka ini terlalu dini untuk mengatakan ekonomi China telah dipercaya keluar.
"Perekonomian stabil karena kebijakan dukungan pertumbuhan baru dan pertumbuhan penjualan properti," kata Wang Tao,
Kepala ekonom di Bank of Communications Lian Ping mengatakan, hampir semua data aktivitas dapat meningkatkan pada Desember, kecuali penurunan impor dan mengurangi produksi industri. "Namun, itu masih terlalu dini untuk mengatakan ekonomi China telah dipercaya keluar," kata Lian.
Dia memperkirakan produksi industri bisa tumbuh 6% dari bulan lalu tahun sebelumnya tapi sedikit berkurang dari November yang sebesar 6,2%, yang merupakan terkuat sejak Juni.
Pertumbuhan penjualan ritel mungkin stabil pada angka 11,2% di tengah belanja apung pada akhir tahun. Investasi tetap aset dapat menambahkan 10,3% tahun lalu, naik 0,1 poin secara persentase dari keuntungan dalam 11 bulan pertama.
Namun, ekspor ditetapkan untuk menumpahkan 5,5% dari tahun ke tahun pada Desember, meningkat dari bulan sebelumnya. Impor bisa jatuh 10%, memburuk dari penurunan 8,7% pada November.
"Kebijakan akomodatif intensif harus didukung momentum pertumbuhan ekonomi jangka pendek, menstabilkan pertumbuhan kuartal keempat dari tahun lalu sebesar 6,9%," kata Wang.
Ekonomi China tumbuh 6,9% dari tahun sebelumnya pada kuartal ketiga 2015, tingkat pertumbuhan yang sama seperti pada tiga kuartal pertama. Itu laju paling lambat sejak setelah krisis keuangan global 2009.
Ekonom di Australia & Selandia Baru Banking Group Ltd Liu Ligang mengatakan, China masih perlu kebijakan memudahkan lebih lanjut untuk mempertahankan pertumbuhan.
"Dengan momentum pertumbuhan lembut dan tekanan deflasi tumbuh, kami berharap pemerintah lebih melonggarkan kebijakan moneter dan terus menerapkan kebijakan fiskal ekspansif," kata Liu.
Tampaknya ada lebih banyak ruang untuk kebijakan yang mendukung sebagai Indeks Harga Konsumen kemungkinan akan meningkat 1,5% pada Desember, sama seperti November.

 

Tahun 2016 (PDB Kuartal II/2016 Naik 6,7%)


Pertumbuhan ekonomi China berada pada posisi yang stabil sejalan dengan baiknya performa belanja pinjaman dan konsumen di akhir kuartal kedua. Hal ini menunjukkan langkah negara dengan perekonomian kedua terbesar di dunia tersebut untuk meningkatkan dukungan kebijakan moneter dan fiskalnya.
Seperti dilansir Bloomberg hari ini (Jumat, 15/7/2016), produk domestik bruto (PDB) China naik 6,7% pada kuartal kedua dibandingkan setahun sebelumnya.
Angka tersebut mendekati prediksi sebesar 6,6% oleh sejumlah ekonom dalam survey Bloomberg serta target pertumbuhan pemerintah di angka minimal 6,5% untuk setahun penuh.
Lonjakan pada laju kredit dan pemulihan pada sektor perumahan tahun ini telah menopang pertumbuhan meski pada saat yang sama terdapat pertanyaan akan keberlanjutan ekspansi.
Di sisi lain, para pembuat kebijakan di China telah mempertahankan tingkat suku bunga acuannya yang rendah seiring upaya mereka untuk menyeimbangkan sasaran pertumbuhan dengan upaya untuk membatasi risiko hutang serta mengurangi kapasitas berlebih.
Produksi industri menanjak 6,2% pada Juni dibanding setahun sebelumnya, setelah mencapai 6% pada Mei serta melampaui estimasi ekonom dengan 5,9%.
Sementara itu, penjualan retail menguat 10,6% di atas estimasi rata-rata sebesar 9,9% dan investasi aset tetap melambat menjadi 9% sepanjang Januari-Juni 2016 dibandingkan ekspektasi ekonom sebesar 9,4%.
"Penurunan pada investasi aset tetap, terutama di pasar properti, serta dampak banjir pada ekonomi, akan menantang pertumbuhan di kuartal ketiga,” ujar Zhao Yang, Kepala Ekonom China Nomura Holdings Inc

Tahun 2017 (PDB Tumbuh 6,9% di Kuartal Pertama 2017)

Ekonomi China tumbuh sedikit lebih tinggi dari perkiraan di kuartal pertama 2017, didorong oleh belanja infrastruktur pemerintah dan peningkatan pasar perumahan.
Berdasarkan data badan statistik nasional China yang dirilis hari ini, produk domestik bruto (PDB) pada kuartal pertama tahun ini tumbuh 6,9% dibanding periode yang sama tahun lalu
Angka ini sedikit lebih tinggi dari prediksi analis yang disurvei Bloomberg yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8%.
Pertumbuhan kuartal pertama tahun ini merupakan yang tercepat sejak kuartal ketiga 2015, dengan data di bulan Maret menunjukkan investasi, penjualan ritel, output pabrik dan ekspor tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan.
"Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, China memulai tahun ini dengan headline PDB yang kuat," kata Raymond Yeung, kepala ekonom China di Australia & New Zealand Banking Group Ltd., seperti dikutip Bloomberg.
Pembuat kebijakan China telah beralih ke posisi moneter yang lebih netral karena mereka berusaha mengurangi risiko finansial dan mengurangi kelebihan kapasitas industri.
"Pertumbuhan kuartal pertama terutama didorong oleh refleksi dan penjualan properti dan investasi yang sangat kuat," kata Larry Hu, kepala ekonom China di Macquarie Securities Ltd. kepada Bloomberg.
"Data yang kuat ini akan memberi kepercayaan lebih untuk mempertahankan sikap pengetatan," lanjutnya.
Meskipun ada langkah pengetatan properti baru-baru ini, momentum investasi kemungkinan akan tetap kuat dalam beberapa bulan mendatang di tengah peningkatan investasi di sektor infrastruktur.
Sementara itu, pengumuman mengenai zona ekonomi baru di Xiongan menunjukkan adanya peningkatan pengeluaran konstruksi yang masif dan menandakan pihak berwenang cenderung tetap bergantung pada investasi untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang.
Investasi pengembangan properti naik 9,1% dalam tiga bulan pertama tahun ini dibanding tahun sebelumnya, angka ini juga lebih tinggi dibandingkan kenaikan 6,9% pada kuartal pertama tahun 2016.
Namun pengembang property di China mungkin menganggap 2017 lebih menantang, karena beberapa otoritas di kota besar telah memberlakukan pembatasan yang lebih ketat pada pembelian property untuk mengekang spekulasi.
 KELOMPOK 
 Cindyta Meidiana ( 21216629 )
 Dwi Fajar Wati ( 22216182 )
 Shifa Baity N ( 27216007 )

REFRENSI

1 komentar:

 
 
Blogger Templates