Ads 468x60px

Sabtu, 03 Juni 2017

PANDANGAN MENGENAI PROSPEK UKM INDUSTRI KREATIF INDONESIA UNTUK BERSAING DI ERA PERDAGANGAN BEBAS DAN GLOBALISASI



Setiap unit usaha tentu saja memiliki prospek masing-masing dalam era perdagangan bebas. Namun sebelum membahas hal tersebut, terlebih dahulu kita bahas tentang UKM. UKM atau Usaha Kecil Menengah merupakan salah satu sector bisnis berskala kecil dengan kekayaan bersih maksimal Rp200.000.000,-. UKM menjadi peran yang sangat penting bagi penggerak perekonomian daerah dan negara tidak terkecuali di Indonesia. Dengan adanya UKM, maka akan membantu perekrutan SDM yang pada akhirnya akan mengurangi masalah pengangguran di Indonesia. Semakin banyak UKM, maka semakin kecil tingkat pengangguran di Indonesia, oleh karena itu, pemerintah seharusnya mendukung penuh UKM yang ada agar terus berkembang. Bagi setiap unit usaha dari semua skala dan di semua sector ekonomi, era perdagangan bebas dan globalisasi perekonomian dunia di satu sisi akan menciptakan banyak kesempatan. Namun di satu sisi akan menciptakan banyak tantangan yang apabila tidak dapak dihadapi dengan baik akan menjelma menjadi tantangan.

Sifat Alami dari Keberadaan UKM
Usaha kecil di Indonesia didominasi oleh unit-unit usaha tradisional, yang disatu sisi dapat dibangun dan beroperasi hanya dengan modal kerja dan modal investasi kecil dan tanpa perlu menerapkan system organisasi dan manajemen modern yang kompleks dan mahal, seperti diusaha-usaha modern dan di sisi lain berbed dengan usaha menengah, usaha kecil pada umumnya membuat barng-barang konsumsi sederhana untuk kebutuhan kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah. Implikasi dari sifat alami ini berbeda dengan usaha menengah dan usaha besar, usaha kecil sebenarnya tidak terlalu tergantung pada fasilitas-fasilitas pemerintah.
Kemampuan UKM
Dalam era perdagangan bebas dan globalisasi perekonomian dunia, kemajuan teknologi, penguasaan ilmu pengetahuan dan kualitas SDM yang tinggi merupakan tiga faktor keunggulan kompetitif yang akan menjadi dominan dalam bagus tidaknya prospek dari suatu usaha.
Kemitraan Usaha dan Masalahnya
Dalam menghadapi persaingan di abad ke-21, UKM dituntut untuk melakukan restrukturisasi dan reorganisasi dengan tujuan untuk memenuhi permintaan konsumen yang makin spesifik, berubah dengan cepat, produk berkualitas tinggi, dan harga yang murah . Salah satu upaya yang dapat dilakukan UKM adalah melalui hubungan kerjasama dengan Usaha Besar (UB). Kesadaran akan kerjasama ini telah melahirkan konsep supply chain management (SCM) pada tahun 1990-an. Supply chain pada dasarnya merupakan jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Pentingnya persahabatan, kesetiaan, dan rasa saling percaya antara industri yang satu dengan lainnya untuk menciptakan ruang pasar tanpa pesaing, yang kemudian memunculkan konsep blue ocean strategy.
Kerjasama antara perusahaan di Indonesia, dalam hal ini antara UKM dan UB, dikenal dengan istilah kemitraan (Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan). Kemitraan tersebut harus disertai pembinaan UB terhadap UKM yang memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Kemitraan merupakan suatu rangkaian proses yang dimulai dengan mengenal calon mitranya, mengetahui posisi keunggulan dan kelemahan usahanya, memulai membangun strategi, melaksanakan, memonitor, dan mengevaluasi sampai target tercapai. Pola kemitraan antara UKM dan UB di Indonesia yang telah dibakukan, menurut UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil dan PP No. 44 Tahun 1997 tentang kemitraan, terdiri atas 5 (lima) pola, yaitu :
  1. Inti Plasma,
merupakan hubungan kemitraan antara UKM dan UB sebagai inti membina dan mengembangkan UKM yang menjadi plasmanya dalam menyediakan lahan, penyediaan sarana produksi, pemberian bimbingan teknis manajemen usaha dan produksi, perolehan, penguasaan dan peningkatan teknologi yang diperlukan bagi peningkatan efisiensi dan produktivitas usaha. Dalam hal ini, UB mempunyai tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) untuk membina dan mengembangkan UKM sebagai mitra usaha untuk jangka panjang.
  1. Subkontrak,
merupakan hubungan kemitraan UKM dan UB, yang didalamnya UKM memproduksi komponen yang diperlukan oleh UB sebagai bagian dari produksinya. Subkontrak sebagai suatu sistem yang menggambarkan hubungan antara UB dan UKM, di mana UB sebagai perusahaan induk (parent firma) meminta kepada UKM selaku subkontraktor untuk mengerjakan seluruh atau sebagian pekerjaan (komponen) dengan tanggung jawab penuh pada perusahaan induk. Selain itu, dalam pola ini UB memberikan bantuan berupa kesempatan perolehan bahan baku, bimbingan dan kemampuan teknis produksi, penguasaan teknologi, dan pembiayaan.
  1. Dagang Umum,
merupakan hubungan kemitraan UKM dan UB, yang di dalamnya UB memasarkan hasil produksi UKM atau UKM memasok kebutuhan yang diperlukan oleh UB sebagai mitranya. Dalam pola ini UB memasarkan produk atau menerima pasokan dari UKM untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh UB.
  1. Keagenan,
merupakan hubungan kemitraan antara UKM dan UB, yang di dalamnya UKM diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa UB sebagai mitranya. Pola keagenan merupakan hubungan kemitraan, di mana pihak prinsipal memproduksi atau memiliki sesuatu, sedangkan pihak lain (agen) bertindak sebagai pihak yang menjalankan bisnis tersebut dan menghubungkan produk yang bersangkutan langsung dengan pihak ketiga.
  1. Waralaba
merupakan hubungan kemitraan, yang di dalamnya pemberi waralaba memberikan hak penggunaan lisensi, merek dagang, dan saluran distribusi perusahaannya kepada penerima waralaba dengan disertai bantuan bimbingan manajemen. Dalam pola ini UB yang bertindak sebagai pemberi waralaba menyediakan penjaminan yang diajukan oleh UKM sebagai penerima waralaba kepada pihak ketiga.

Kemitraan dengan UB begitu penting buat pengembangan UKM. Kunci keberhasilan UKM dalam persaingan baik di pasar domestik maupun pasar global adalah membangun kemitraan dengan perusahaan-perusahaan yang besar. Pengembangan UKM memang dianggap sulit dilakukan tanpa melibatkan partisipasi usaha-usaha besar. Dengan kemitraan UKM dapat melakukan ekspor melalui perusahaan besar yang sudah menjadi eksportir, baru setelah merasa kuat dapat melakukan ekspor sendiri. Disamping itu, kemitraan merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kesenjangan antara UKM dan UB. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tumbuh kembangnya UKM di Indonesia tidak terlepas dari fungsinya sebagai mitra dari UB yang terikat dalam suatu pola kemitraan usaha.
Manfaat yang dapat diperoleh bagi UKM dan UB yang melakukan kemitraan diantaranya adalah Pertama, dari sudut pandang ekonomi, kemitraan usaha menuntut efisiensi, produktivitas, peningkatan kualitas produk, menekan biaya produksi, mencegah fluktuasi suplai, menekan biaya penelitian dan pengembangan, dan meningkatkan daya saing. Kedua, dari sudut moral, kemitraan usaha menunjukkan upaya kebersamaan dam kesetaraan. Ketiga, dari sudut pandang soial-politik, kemitraan usaha dapat mencegah kesenjangan sosial, kecemburuan sosial, dan gejolah sosial-politik. Kemanfaatan ini dapat dicapai sepanjang kemitraan yang dilakukan didasarkan pada prinsip saling memperkuat, memerlukan, dan menguntungkan.
Keberhasilan kemitraan usaha sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan di antara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnisnya. Pelaku-pelaku yang terlibat langsung dalam kemitraan harus memiliki dasar-dasar etikan bisnis yang dipahami dan dianut bersama sebagai titik tolak dalam menjalankan kemitraan. Menurut Keraf (1995) etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai kelompok. Dengan demikian, keberhasilan kemitraan usaha tergantung pada adanya kesamaan nilai, norma, sikap, dan perilaku dari para pelaku yang menjalankan kemitraan tersebut.
Menghadapi persaingan bebas, usaha menengah dinilai jauh lebih siap dilihat dari segi kemampuan SDM, skala usaha dan kemampuannya untuk melakukan inovasi dan akses pasar. Dalam perjalanannya pembinaan terhadap UKM, lebih condong kepada pembinaan pengusaha kecil, sementara pembinaan terhadap usaha menengah seolah-olah terlupakan. Kebijakan pengembangan usaha bagi usaha menengah belum bersandar pada satu peraturan pemerintah sebagai payung kebijakan, dan dalam aras pengembangan usaha, masih terdapat grey area dalam pengembangan usaha menengah
Salah satu strategi untuk mendorong kinerja dan peran UKM dalam pasar bebas serta mengatasi kesenjangan yang terjadi, adalah dengan menumbuhkan usaha menengah yang kuat dalam membangun struktur industri. Strategi pengembangan usaha menengah ini praktis banyak dilupakan sejalan dengan kurang diperhatikannya entitas dan posisi usaha menengah dalam pertumbuhan ekonomi maupun dalam kebijakan pengembangan UKM. Sekalipun peran usaha menengah lebih rendah dibandingkan dengan usaha kecil. Namun dengan memperhatikan posisi strategis dan keunggulan yang dimilikinya, Usaha menengah layak untuk didorong sebagai motor pengembangan UKM dalam persaingan bebas. Hal ini karena potensi teknologi dan sumberdaya manusianya jauh lebih tinggi dari pada usaha kecil. Lebih jauh penulis mengungkapkan bahwa dengan terjadinya pergeseran tatanan ekonomi dunia pada persaingan bebas, dapat dikatakan bahwa UKM menghadapi situasi yang bersifat double squeze yaitu situasi yang  datang dari sisi internal berupa ketertinggalan produktivitas, efisiensi dan inovasi; dan situasi yang datang dari external pressure. Dengan adanya dua fenomena di atas yang perlu diperhatikan adalah masalah ketimpangan struktur usaha dan kesenjangan usaha besar dengan usaha kecil dan menengah
Kelompok :
Cindyta Meidiana ( 21216629 )
      Dwi Fajar Wati ( 22216182 )
        Shifa Baity N ( 27216007 )
REFERENSI

UKM DALAM BIDANG GAMES DI INDONESIA

       Industri kreatif di Indonesia sedang happening , terutama dibidang kreatif permainan. Kreatif permainan sendiri pun belum terlalu banyak di Indonesia. Saya ambil contoh dari negara Amerika yang memiliki banyak publisher untuk industri permainan , saya melihat GDP Amerika dan yang membuat GDP Amerika besar salah satunya adalah di bidang kreatif permainan. Di Indonesia sekarang ini sedang mengalami pengembangan untuk era digital , dimana setiap orang yang memiliki ide kreatif dibidang digital khususnya permainan.
Kreatif permainan sendiri pun sangat bergantung dengan kualitas sumber daya manusia. Dengan rendahnya presentase kreatif permainan di Indonesia , saya ingin menaikan kreatif permainan di indonesia dengan cara mempuat produk game. Yang saya akan buat adalah permainan platform android dan ios. Basis produk game yang akan saya buat mempunyai genre yang bermacam macam, contohnya adalah Advanture , indie puzzle , educational dll. Alasan saya memilih untuk memilih dibidang kreatif permainan Karena sekarang adalah zamannya digital , dimana setiap orang rata rata mempunyai smartphone dan bermain game di smartphone.
Yang akan saya lakukan adalah meminta kerja sama kepada teman teman saya yang memiliki pengetahuan cukup dibidang kreatif permainan. Tempat yang akan saya gunakan untuk memulai membuat game yaitu Rumah saya sendiri , Karena saya mempunyai komputer dan laptop yang memadai. Untuk harga produknya kita gratis dan bisa di download oleh semua pengguna smartphone android maupun ios di Indonesia maupun di luar Indonesia. Kami mengambil keuntungan dari iklan yang sudah di jasakan oleh android maupun ios. Cara kami mempromosikan produk kami dengan cara mengiklankan produk kami di layanan iklan google maupun apple untuk permainan dan juga saya akan mencari publisher lain untuk kerjasamanya saling memasarkan produknya satu sama lain. 
         4P
1.      Product
Product dengan basis game adventure , indie puzzle educational dll
2.      Place
Rumah saya sendiri
3.      Price
Free  dengan pemasukan dari iklan
4.      Promotion
Mengiklankan produk kami di layanan iklan google maupun apple untuk permainan dan juga saya akan mencari publisher lain untuk kerjasamanya saling memasarkan produknya satu sama lain.

Target pasar
Hal terpenting yang perlu dilakukan saat menentukan target pasar adalah membuat segmentasi pasar. Dalam pengertian sederhana, segmentasi pasar dapat diartikan sebagai pengelompokkan tertentu pelanggan potensial Anda berdasarkan kemiripan tertentu. Cara praktis menentukan target pasar adalah dengan memilih segmentasi pasar yang tepat. Berikut ini adalah langkah praktis yang bisa Anda lakukan untuk menentukan target pasar:

Pilih Lokasi yang Menjadi Target Pasar

Pertama adalah tentang geografis. Tentukanlah lokasi mana saja yang dijangkau oleh bisnis Anda. Ada banyak cara untuk menentukan lokasi yang akan menjadi target pasar. Misalnya berdasarkan kota, kabupaten, provinsi, atau bisa juga berdasarkan radius. Jangan mendefinisikan target lokasi terlalu umum atau luas. Kesalahan ini biasanya terjadi pada toko online yang hanya menyebutkan “Seluruh Indonesia” sebagai target pasarnya. Pemilihan lokasi target pasar tidak sama dengan lokasi mana yang dijangkau oleh kurir pengiriman barang Anda. Jika toko online Anda memang melayani pengiriman barang ke seluruh Indonesia, minimal buatlah prioritas lokasi yang Anda bidik. Membuat prioritas lokasi akan memudahkan Anda dalam membuat strategi pemasaran produk.

Tentukan Karakteristik Demografi Pelanggan

Setelah faktor geografi selanjutnya adalah demografi. Kelompokan pelanggan potensial Anda berdasarkan jenis kelamin, usia, agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan faktor demografi lainnya. Anda tidak perlu menggunakan semua contoh di atas, yang penting sudah mendefiniskan siapa pelanggan potensial Anda.

Cari Tahu Bagaimana Psikologis Pelanggan

Segmentasi pasar berdasarkan faktor psikologis atau psikografis ini adalah segmentasi yang paling banyak ragamnya. Kepribadian, kebiasaan, sikap, dan cara pengambilan keputusan adalah beberapa faktor psikografis yang bisa menjadi segmentasi pasar tersendiri. Menargetkan anak-anak “alay” misalnya, itu adalah contoh segmentasi psikografis
    

Tokoh yang menginspirasi
       Tokoh yang menginspirasi saya untuk terjun ke dunia kreatif permainan adalah Shigeru Miyamoto. Beliau menurut saya adalah “Father of Modern Gaming” dengan gamenya yang berjudul Mario dan Donkey Kong. Beliau adalah salah satu orang yang membuat  industry kreatif permainan menjadi popular didunia. Hasil karyanya telaah menginspirasi banyak orang termaksud saya.







Kelompok :
        Cindyta Meidiana ( 21216629 )
      Dwi Fajar Wati ( 22216182 )
        Shifa Baity N ( 27216007 )

REFERENSI :

Rabu, 26 April 2017

PEMBANGUNAN EKONOMI DI NTB

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan Ekonomi NTB Triwulan IV Tahun 2016 Sebesar 5,82 persen
Sampai dengan triwulan IV-2016 perekonomian Provinsi NTB yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 116,25 triliun dan PDRB perkapita mencapai Rp 23,74 juta. Sedangkan tanpa sub kategori pertambangan bijih logam, PDRB Provinsi NTB atas dasar harga berlaku adalah sebesar Rp 94,00 triliun dan PDRB perkapita tanpa pertambangan bijih logam sebesar Rp 19,20 juta.

Ekonomi Provinsi NTB selama tahun 2016 secara kumulatif (c-to-c) mengalami pertumbuhan sebesar 5,82 persen terhadap tahun 2015, sedangkan tanpa pertambangan bijih logam tumbuh sebesar 5,71 persen.
Ekonomi Provinsi NTB khususnya pada  triwulan IV-2016 bila dibandingkan dengan triwulan IV-2015 (y-on-y) tumbuh sebesar 3,77 persen, Sedangkan tanpa sub kategori pertambangan bijih logam  mengalami pertumbuhan sebesar 5,05 persen.

Pertumbuhan  ekonomi Propinsi NTB triwulan IV 2016 ini dibandingkan dengan triwulan III 2016 yang lalu (q-to-q) kontraksi sebesar 8,22 persen. Sedangkan tanpa sub kategori pertambangan bijih logam  mengalami konstraksi sebesar 6,63 persen.

Lima besar kegiatan ekonomi sebagai penyumbang utama pertumbuhan ekonomi khususnya  pada triwulan IV 2016 ini (y-on-y) adalah Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 0,73 poin, Jasa Keuangan sebesar 0,51 poin, Transportasi dan Pergudangan sebesar 0,45 poin, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 0,37 poin, Konstruksi sebesar 0,32 poin. Dari sisi PDRB pengeluaran adalah Ekspor LN sebesar 6,83 poin, PMTB sebesar 2,29 poin, dan PKRT sebesar 1,50 poin.








Pertumbuhan ekonomi tahun 2015
Kepala Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat Wahyudin, di Mataram, Jumat, menyebutkan sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi NTB sepanjang 2015 adalah pertambangan dan penggalian yakni 16,52 persen, diikuti sektor pertanian, kehutanan dan perikanan 1,11 persen dan sektor konstruksi 0,72 persen.
"Tingginya pertumbuhan pada subkategori pertambangan bijih logam, disebabkan oleh aktivitas perusahaan tambang bijih logam di NTB, mengalami peningkatan produksi setelah tidak beroperasi sementara sejak pertengahan 2014," katanya.
Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi selama 2015 tertinggi dicapai oleh pertambangan bijih logam. Namun, jika tanpa sub kategori pertambangan bijih logam ekonomi NTB tumbuh 5,62 persen atau mengalami sedikit perlambatan dibanding dengan pertumbuhan ekonomi pada 2014 yang mencapai 6,16 persen.
Sejak 2000 hingga kini, kata Wahyudin, perekonomian NTB sangat dipengaruhi oleh nilai tambah yang dihasilkan oleh sub kategori pertambangan dan bijih logam. Indikasi ini terlihat jika nilai tambah sub kategori tersebut dieliminasi dari komponen pembentuk produk domestik regional bruto (PDRB) NTB.
Sampai dengan triwulan IV/2015, perekonomian NTB yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp102,79 triliun dan PDRB perkapita mencapai Rp21,26 juta.
"Sementara tanpa sub kategori pertambangan bijih logam, PDRB NTB atas dasar harga berlaku adalah sebesar Rp84,42 triliun," katanya.
Untuk kondisi pertumbuhan ekonomi NTB triwulan IV dibanding triwulan III/2015, kata Wahyudin, mengalami kontraksi minus 8,76 persen, sedangkan tanpa sub kategori pertambangan dan bijih logam mengalami kontraksi minus 6,11 persen.
"Kondisi tersebut dipicu oleh menurunnya aktivitas perkebunan, khususnya perkebunan tembakau yang telah melewati puncak kegiatan," ujarnya. (ant)


Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat Pada Triwulan III-2014 Sebesar 1,32 Persen (q To Q)

PDRB Provinsi NTB pada triwulan III-2014
a.    Dengan sub sektor pertambangan non migas atas dasar harga (adh) berlaku mencapai Rp 15,37 triliun, sedangkan adh konstan mencapai  Rp 5,20  triliun.
b.    Tanpa sub sektor pertambangan non migas atas dasar harga (adh) berlaku mencapai Rp 14,70 triliun, sedangkan adh konstan mencapai  Rp 5,00  triliun.
Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Kuartal (q to q), yaitu laju pertumbuhan PDRB pada triwulan III-2014 terhadap PDRBpada triwulan sebelumnya.
a.    Dengan sub sektor pertambangan non migas tumbuh sebesar 1,32 persen.
b.    Tanpa sub sektor pertambangan non migas tumbuh sebesar 7,96 persen.
Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Tahunan (y on y), yaitu laju pertumbuhan PDRB  pada triwulan III-2014 terhadap triwulan III-2013.
a.    Dengan sub sektor pertambangan non migas tumbuh sebesar - 3,01 persen.
b.    Tanpa sub sektor pertambangan non migas tumbuh sebesar 5,83 persen.
Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Kumulatif (c to c), yakni laju pertumbuhan PDRB kumulatif dari triwulan I sampai triwulan III-2014 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya.
a.    Dengan subsektor pertambangan non migas tumbuh sebesar  1,67 persen.
b.    Tanpa subsektor pertambangan non migas tumbuh sebesar 5,84 persen.
Sumber pertumbuhan ekonomi (SPE)
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2014 sebesar 1,32 persen (q to q) didorong oleh sektor pertanian hingga 4,66 point. Sementara perekonomian NTB tahun 2014 sampai dengan triwulan III (c to c) tumbuh sebesar 1,67 persen dan didorong oleh sektor perdagangan hotel dan restoran sebesar 1,54 point.
Struktur ekonomiProvinsi NTB pada triwulan III-2014.
a.    Dari Sisi Produksi
PDRB Propinsi NTB pada triwulan III-2014 masih didominasi oleh sektor pertanian (30,72%)diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (19,32%), sedangkan yang menempati urutan ketiga yakni sektor jasa-jasa (14,99%).
b.    Dari Sisi Penggunaan
Dari sisi penggunaan terbesar adalah untuk konsumsi rumah tangga dan untuk Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), masing-masing 58,56 persen dan 29,80 persen. 2017, Ekonomi NTB Diproyeksi Tumbuh Kondusif
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Prijono memperkirakan kondisi perekonomian masih kondusif di tahun 2017 mendatang. Bahkan Prijono memprediksi pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB di tahun 2017 mendatang berada di kisaran 6,0 persen, tanpa sektor pertambangan.
“Pertumbuhan ekonomi di tahun 2017 tanpa tambang kami perkirakan tumbuh dikisaran 6,0 persen, yang ditopang oleh investasi dan ekspor domestik,” kata Prijono, saat pertemuan tahunan perbankan, Selasa (20/12).
Sementara itu lanjut Prijono, pertumbuhan ekonomi NTB diproyeksikan berada pada kisaran 4,0 persen, termasuk didalamnya kategori tambang. Sedangkan untuk non tambang, pertumbuhan perekonomian NTB diproyeksikan di kisaran 6,0 persen yang ditopang oleh investasi dan ekspor domestik.
Pertumbuhan perekonomian juga sangat dipengaruhi dengan laju Inflasi. Dimana inflasi akan berada dalam kisaran targetnya sebesar 4,01 persen dengan pertumbuhan kredit dalam kisaran 10 – 12 persen, dan pertumbuhan dana pihak ketiga dalam kisaran 9 – 11 persen di tahun 2017 mendatang.
Dinamika perekonomian yang semakin dinamis, membuat tantangan yang perlu dihadapi kedepan tidaklah ringan, tak terkecuali untuk Provinsi NTB. Namun demikian, tantangan tersebut perlu dijawab dengan optimisme yang tinggi, karena NTB memiliki potensi yang sangat besar disertai dengan peluang yang terbuka lebar.
Peluang tersebut antara lain pertama adalah peluang NTB sebagai sentra ketahanan pangan. Dimana ditengah tingginya lonjakan pertumbuhan penduduk dunia, isu ketahanan pangan menjadi sangat strategis bagi setiap Negara. Hal tersebut menciptakan peluang untuk perluasan pasar bagi negara penghasil pangan.
Provinsi NTB sebagai salah satu provinsi lumbung pangan nasional, dapat berkontribusi untuk mendukung ketahanan pangan tersebut melalui peningkatan produksi pangan, disertai penguatan jalur distribusi lintas daerah. “Kami melihat produk pertanian NTB cukup mampu bersaing,” kata Prijono.
Selanjutnya, kedua, peluang NTB sebagai destinasi utama pariwisata nasional. BI NTB mencermati adanya perubahan pola konsumsi pada masyarakat Indonesia secara umum, yakni kecenderungan meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap kebutuhan rekreasi.
Hal tersebut merupakan peluang yang dapat dimaksimalkan untuk mendorong peningkatan kunjungan wisatawan ke NTB. Dengan adanya kenaikan UMR di tahun 2017 (8,25 persen) diharapkan mampu mendorong peningkatan belanja masyarakat seiring dengan meningkatnya pendapatan.
Selain itu, adanya kebijakan bebas visa wisata bagi 75 negara menjadikan peluang yang menjanjikan untuk meningkatkan tingkat kunjugan wisatawan dari mancanegara.
Ketiga, peluang sekaligus potensi yang paling kuat adalah potensi sumber daya manusia (SDM) di NTB yang tengah memasuki fase bonus demografi. Bonus demografi dimaksud tercermin dari tingginya proporsi masyarakat NTB yang tergolong usia produktif.
“Kondisi ini merupakan kesempatan sangat baik agar potensi sumber daya alam dapat dikelola secara maksimal dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi Provinsi NTB,” imbuhnya.
Sementara itu, Asisten II Setprov NTB, H. Lalu Gita Aryadi mengatakan, progress pembangunan disegala bidang di Provinsi NTB terus menunjukan langkah nyata dan sudah on the track atau sesuai jalurnya. Hal tersebut terbukti dengan keberhasilan NTB menurunkan angka kemiskinan, pengangguran melalui bukti nyata dengan didapatkannya penghargaan dari Presiden RI.
Pembangunan di sektor perekonomian dan kesehatan termasuk juga infrastruktur terus menjadi program prioritas pemerintah daerah. Selain itu pengembangan sektor pariwisata, jasa dan perdagangan dan tidak terlupakan program unggulan di sektor pertanian dan kelautan terus digenjot oleh pemerintah daerah. “Kita terus menggenjot kinerja semua pihak dalam memajukan NTB, baik dari perekonomian dan lainnya, menuju rakyat sejahtera,” pungkasnya. (luk)
KELOMPOK 
 Cindyta Meidiana ( 21216629 )
 Dwi Fajar Wati ( 22216182 )
 Shifa Baity N ( 27216007 )
REFERENSI



 
 
Blogger Templates